Baca Tulisan Sebelumnya : Anda Diciptakan untuk Sukses
Kita pasti sering mendengar kalimat, “Hati-hati dalam berkata, hati-hati dalam berpikir!” Ya, tetapi perkataan tersebut lebih mudah diucap dan didengar dari pada benar-benar dikerjakan. Kita semua pasti tahu bahwa mind is creating atau pikiran itu mencipta. Seperti apa maksud Kalimat tersebut?
Ilustrasinya kira-kira begini. Pernahkah Anda suatu hari ditengah perjalanan sedang menyetir mobil atau sedang mengendarai motor, lalu Anda menyadari bahwa ternyata dompet Anda, SIM Anda, tertinggal dirumah?
Lalu Anda pun panik, dan dalam hati mengucap, “Wah, jangan-jangan ketangkap polisi, nih?!”
Selang tak berapa lama, dilampu merah polisi datang mendekati Anda dan menanyakan SIM Anda. Bayangkan, ada ratusan pengendara motor atau mobil di sana. Mengapa tahu-tahu dia menanyakan Anda?
Baca : Pilih yang Ingin Anda Pikirkan
Atau, pernahkah suatu hari Anda berkata dalam hati, “Eh, alamat dan nomor telepon teman-teman semua tercatat di handphone. Kalau handphone ini hilang, pasti gawat nih!” Ternyata selang beberapa hari kemudian, handphone Anda benar-benar hilang!
Atau, mungkin suatu hari Anda berkata dalam hati. “Eehmm, kayaknya ini kunci mobil cuma satu, nggak ada cadangannya. Kalau hilang, bisa berabe nih!” Besoknya kunci tersebut ketinggalan didalam mobil dalam keadaan terkunci!
Dari cerita-cerita tersebut, kesannya ketika kita mengatakan -atau bahkan sekadar memikirkan-sebuah kekhawatiran dan ketakutan, kalimat itu seakan memberikan getaran ke alam semesta. Pada contoh pertama, misalnya, kita memberikan sinyal dan menggetarkan dawai di hati polisi, dan benarlah, getaran tersebut direspons.
Atau satu contoh lagi. Apakah Anda pernah memiliki atau sekadar meninabobokan bayi? Getaran dari diri kita terbaca dengan mudah oleh sang bayi. Misalnya dia disuatu malam katakanlah pukul 12 malam terbangun, kaget dan menangis keras. Kita juga ikut terbangun karena suara tangis sang bayi.
Kemudian kita gendong dia, dan kita mencoba menenangkannya. Lalu ketika sang bayi justru menangis dengan lebih keras, Anda pun panik. Nah, getaran panik tersebut membuat si bayi menangis tambah keras, yang kemudian membuat Anda tambah panik.
Baca Juga : Memahat Itu Butuh Waktu
Jadi, solusinya bagaimana? Akan lebih balk jika Anda mencoba menenangkan diri terlebih dulu; beri getaran bahagia pada diri sendiri dulu; dan buat suasana hati damai terlebih dulu.
Kendalikan semuanya. Anda-lah pengendali sejati jalan hidup Anda. Lalu lihat, apa reaksi sang bayi setelah getaran Anda tenang dan damai? Pasti tangisannya mereda karena dia terinduksi getaran damai tadi, dan tidurlah dia kernbali.
Percayakah Anda bahwa getar dawai Anda tadi bisa menarik apa pun yang Anda pikirkan dan inginkan?
Baca Juga : Ketidakmungkinan yang Disegerakan
Sumber : Buku ‘SADAR KAYA’
Karya : Mardigu Wowiek Prasantyo
Baca Tulisan Berikutnya : Pahami Cara Kerja Otak Anda