Rasulullah SAW. Menolak Untuk Meninggalkan Dakwah Kepada Allah (2)

ABD bin Humaid meriwayatkan beserta sanadnya di dalam musnad-nya dari Ibnu Abi Syaibah dengan sanadnya dari Jabir bin Abdullah ra. ia berkata; Pada suatu hari, orang-orang Quraisy berkumpul, lalu berkata: “Carilah orang yang paling pandai diantara kalian dalam bidang sihir, perdukunan, dan syair. Hendaklah ia mendatangi orang ini yang telah memisahkan jamaah kita dan memporak-porandakan urusan kita dan mencela agama kita. Lalu hendaklah ia berbicara kepadanya untuk mengetahui jawaban apa yang ia berikan.”

Baca Tulisan Sebelumnya : Rasulullah SAW. Menolak Untuk Meninggalkan Dakwah Kepada Allah

Maka mereka berkata: “Setahu kami, tidak ada yang lain selain ‘Utbah bin Rabi’ah.”

Mereka berkata: “Hai Abul-Walid! Datanglah kamu kepadanya.”

Maka ‘Utbah datang kepada Rasulullah saw., lalu berkata: “Hai Muhammad! Apakah kamu yang lebih baik ataukah Abdullah? Maka Rasulullah saw. diam.

‘Utbah berkata: “Apakah kamu yang lebih baik ataukah Abdul-Mutthalib? Maka Rasulullah saw. diam.

‘Utbah berkata: “Jika kamu menganggap bahwa mereka lebih baik daripada kamu, maka ketahuilah bahwa mereka telah menyembah tuhan-tuhan yang kamu cela. Namun jika kamu menganggap bahwa kamu lebih baik daripada mereka, maka bicaralah agar kami mendengar perkataanmu. Demi Allah! Sesungguhnya kami sama sekali tidak pernah melihat anak kesayangan yang lebih banyak membawa kesialan terhadap kaumnya melebihi kamu. Kamu telah mencerai beraikan persatuan kami, memporak-porandakan urusan kami, mencela agama kami, mempermalukan kami di kalangan orang-orang arab, sehingga telah tersiar diantara mereka bahwa di kalangan kabilah Quraisy terdapat seorang tukang sihir dan bahwa di kalangan kabilah Quraisy terdapat seorang dukun.

Demi Allah! Apa yang kita tunggu hanyalah seumpama teriakan keras seorang wanita hamil (yang akan terdengar sewaktu-waktu), yakni bahwa kita akan saling menyerang dengan pedang sehingga kita saling membinasakan. Hai laki-laki jika kamu memerlukan uang, kami akan mengumpulkan untukmu, sehingga kamu menjadi orang yang paling kaya di antara kabilah Quraisy, dan jika kamu memiliki hasrat terhadap perempuan, maka pilihlah wanita mana saja di antara kabilah Quraisy yang kamu inginkan. Lalu kami akan mengawinkanmu dengan sepuluh perempuan seperti itu.”

Baca : Nabi SAW. Menyampaikan Kalimat Tauhid Kepada Abu Thalib Menjelang Kematiannya (2)

Maka Rasulullah saw. bertanya kepada ‘Utbah: “Sudah selesai bicaramu?” “Ya,” sahut ‘Utbah. Lalu Rasulullah saw. membaca ayat al-Qur’an, Surat Fushshilat : ayat 2 – 13. artinya :

2. (Al-Qur’an ini) diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

3. Kitab yang ayat-ayatnya dijelaskan, bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui,

4. yang membawa berita gembira dan peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling (darinya) serta tidak mendengarkan.

5. Dan mereka berkata, “Hati kami sudah tertutup dari apa yang engkau seru kami kepadanya dan telinga kami sudah tersumbat, dan di antara kami dan engkau ada dinding, karena itu lakukanlah (sesuai kehendakmu), sesungguhnya kami akan melakukan (sesuai kehendak kami).”

6. Katakanlah (Muhammad), “Aku ini hanyalah seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku bahwa Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu tetaplah kamu (beribadah) kepada-Nya dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Dan celakalah bagi orang-orang yang mempersekutukan-(Nya),

7. (yaitu) orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka ingkar terhadap kehidupan akhirat.

8. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka mendapat pahala yang tidak ada putus-putusnya.”

9. Katakanlah, “Pantaskah kamu ingkar kepada Tuhan yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan pula sekutu-sekutu bagi-Nya? Itulah Tuhan seluruh alam.”

10. Dan Dia ciptakan padanya gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dan kemudian Dia berkahi, dan Dia tentukan makanan-makanan (bagi penghuni)nya dalam empat masa, memadai untuk (memenuhi kebutuhan) mereka yang memerlukannya.

11. Kemudian Dia menuju ke langit dan (langit) itu masih berupa asap, lalu Dia berfirman kepadanya dan kepada bumi, “Datanglah kamu berdua menurut perintah-Ku dengan patuh atau terpaksa.” Keduanya menjawab, “Kami datang dengan patuh.”

12. Lalu diciptakan-Nya tujuh langit dalam dua masa dan pada setiap langit Dia mewahyukan urusan masing-masing. Kemudian langit yang dekat (dengan bumi), Kami hiasi dengan bintang-bintang, dan (Kami ciptakan itu) untuk memelihara. Demikianlah ketentuan (Allah) Yang Mahaperkasa, Maha Mengetahui.

13. Jika mereka berpaling maka katakanlah, “Aku telah memperingatkan kamu akan (bencana) petir seperti petir yang menimpa kaum ’Ad dan kaum Tsamud.” (QS. Fushshilat : 2 – 13).

Baca Juga : Nabi SAW. Menyampaikan Kalimat Tauhid Kepada Abu Thalib Menjelang Kematiannya

Lalu ‘Utbah berkata: “Cukup! Tidak adakah yang kamu punyai selain ini?”

“Tidak ada,” sahut Beliau.

Maka kembalilah ‘Utbah kepada orang-orang Quraisy, mereka pun bertanya: “Apa yang kamu dapatkan?” Ia berkata: “Semua hal yang menurut perkiraanku ingin kalian bicarakan kepadanya sudah aku sampaikan tanpa tertinggal sedikit pun.”

Mereka bertanya: “Lalu apakah ia menjawabmu?” “Ya,” sahut ‘Utbah. Kemudian ia berkata: “Demi Dzat yang telah menegakkan Ka’bah! Aku tidak paham sedikitpun tentang apa yang ia ucapkan. Hanya saja ia memperingatkan kepada kalian tentang petir, seperti petir yang menimpa kaum ‘Ad dan kaum Tsamud.”

Mereka berkata: “Celakalah kamu! Seseorang berbicara kepadamu dengan bahasa Arab, namun kamu tidak memahami apa yang ia ucapkan?”

‘Utbah berkata: “Tidak! Demi Allah! aku tidak paham sedikitpun terhadap apa yang ia katakan selain masalah petir.”

Baca Juga : Nabi SAW. Menyampaikan Dakwah kepada Kaumnya Menjelang Kematian Abu Thalib

Sumber : Kehidupan Para Sahabat (Jilid 1).

Kitab Asli : Hayatush Shahabah (Jilid 1).

Karya : Maulana Muhammad Yusuf Al-Kandahlawi Rah. a.

Baca Tulisan Berikutnya : Rasulullah SAW. Menolak Untuk Meninggalkan Dakwah Kepada Allah (3)

Artikel yang Direkomendasikan